Pada 5 Maret 2025, Komite Gabungan Prancis-Indonesia mengadakan pertemuan di Jakarta, secara daring dan luring, guna menyeleksi proposal program Partenariat Hubert Curien (PHC) Nusantara. Sepuluh proyek penelitian unggulan berhasil lolos seleksi dari 43 proposal yang diajukan.
Program tersebut bertujuan untuk mendorong pertukaran pengetahuan dan teknologi yang unggul antara pusat-pusat penelitian di kedua negara, terutama melalui pendanaan mobitas peneliti. Para pemenang pun menerima manfaat dari sharing pengetahuan dan pemerolehan pengalaman melalui kegiatan penelitian bersama (joint research).
PHC Nusantara dikoordinasikan di Prancis oleh Kementerian Eropa dan Luar Negeri (MEAE) dan Kementerian Pendidikan Tinggi dan Riset (MESR), sedangkan di Indonesia oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (KEMDIKTISAINTEK).
Rapat seleksi dibuka oleh Bapak Yos Sunitiyoso, Direktur Hilirisasi dan Kemitraan, KEMDIKTISAINTEK, yang mengapresiasi dukungan Pemerintah Prancis terhadap kerja sama ilmiah antara kedua negara.
Bapak Jules Irrmann, Konselor Kerja Sama dan Kebudayaan, Kedutaan Besar Prancis di Indonesia, menggarisbawahi adanya peningkatan jumlah proposal yang diajukan secara signifikan tahun ini, di mana mencapai tiga kali lipat dari tahun 2024. Beliau menekankan peranan penting PHC Nusantara dalam memperkuat kerja sama Prancis-Indonesia, yang tahun ini memasuki perayaan 75 tahun. Di samping itu, Beliau juga mendorong promosi hasil penelitian yang lebih luas, terutama melalui penyelenggaraan seminar oleh para penerima pendanaan PHC Nusantara.
Dari sisi Prancis, Bapak Thierry Goubier, Atase Kerja Sama Sains dan Teknologi mempresentasikan gambaran ringkas mengenai topik-topik penelitian yang diusung oleh proyek terpilih sejak 2019. Mayoritas topik yang diusung di antaranya bidang ilmu bumi dan antariksa, teknik, serta biologi, kedokteran, dan kesehatan. Beliau juga menyoroti dampak signifikan program ini terhadap publikasi ilmiah tingkat tinggi.
Bapak Pascal Legendre, seorang ahli dari Delegasi untuk kerja sama Eropa dan Internasional (DAEI) MESR, turut mengingatkan pentingnya keterlibatan peneliti muda pada proposal yang diajukan sebagai kriteria utama dalam penilaian juri.
Di akhir pertemuan, sepuluh proyek penelitian unggulan terpilih di antara 43 proposal yang diajukan, yang menunjukkan peningkatan kualitas kolaborasi antara peneliti Prancis dan Indonesia. Kedua pihak juga menyepakati dukungan pendanaan, yakni pihak Indonesia, melalui Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM), berkomitmen untuk mendanai mobilitas dan penelitian bagi peneliti Indonesia mulai tahun 2025. Sementara itu, pihak Prancis berkomitmen untuk menanggung biaya terkait mobilitas penerima pendanaan asal Prancis untuk periode 2025-2026 (selama dua tahun).
Proses seleksi ini melambangkan sebuah kolaborasi antara Prancis dan Indonesia yang semakin erat dan menjadi bukti kedinamisan kerja sama ilmiah kedua negara.
Daftar Penerima Pendanaan PHC Nusantara 2025
- Unduh di sini
- Pengumuman di situs BIMA KEMDIKTISAINTEK