Museum Nasional Sejarah Alam (MNHN) Paris telah menyelenggarakan pelatihan peningkatan kapasitas diplomat muda se-Asia Tenggara di bidang diplomasi lingkungan selama tiga hari, dengan pendanaan dari Kementerian Transisi Ekologi dan Kohesi Teritorial Prancis (MTECT). Dua peserta asal Indonesia telah diundang untuk mewakili focal point Indonesia untuk CBD berkat dukungan dari Kantor Kerja Sama Sains dan Teknologi IFI. Adapun perwakilannya adalah :
- Ibu Nuril Fadzillah, Analis Konservasi Kawasan, Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik, Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK);
- Ibu Meira Sabila, Analis Kebijakan,Biro Hukum dan Kerja Sama, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Artikel di bawah ini bersumber dari : CHM Prancis untuk Konvensi Keanekaragaman Hayati dan Museum Nasional Sejarah Alam
Museum Nasional Sejarah Alam telah menyelenggarakan pelatihan peningkatan kapasitas di bidang diplomasi lingkungan pada tanggal 22 sampai dengan 24 Januari 2024 di Kuala Lumpur, Malaysia. Pelatihan selama tiga hari tersebut didanai sepenuhnya oleh Kementerian Transisi Ekologi dan Kohesi Teritorial Prancis dan ditujukan bagi para diplomat muda di Asia Tenggara.
Konteks
Proyek ini merupakan kelanjutan dari pelatihan pertama yang telah diselenggarakan pada tahun 2021 bagi para diplomat muda wilayah Karibia, bermitra dengan Fondation Caribaea Initiative. Menindaklanjuti respon positif dan minat yang tinggi terhadap pelatihan tersebut, MNHN memutuskan untuk melanjutkan proyek ini dan menyelenggarakan pelatihan di tahun 2024 ini untuk negara-negara Asia Tenggara, masih dalam rangka pendanaan Kementerian Transisi Ekologi dan Kohesi Teritorial Prancis, melalui penyelenggaraan pelatihan. Para diplomat muda yang berasal dari Malaysia, Indonesia, Singapura, Filipina, dan Vietnam diundang untuk mengambil bagian dalam pelatihan tersebut.
Tujuan Pembelajaran
Pelatihan yang berlangsung selama tiga hari tersebut bertujuan untuk :
- Mempelajari sejarah perjanjian-perjanjian multilateral di bidang lingkungan hidup, khususnya Konvensi Keanekaragaman Hayati;
- Meningkatkan pemahaman tentang alur negosiasi multilateral melalui pelatihan simulasi konferensi sidang yang dirancang semirip mungkin dengan aslinya;
- Mendorong terciptanya jaringan diplomat muda.
Program Pelatihan
Pelatihan merupakan kombinasi antara praktik dan teori sekaligus interaksi praktis yang benar. Para pembicara mempresentasikan sejarah perjanjian multilateral terkait lingkungan dan negosiasi dalam Konvensi Keanekaragaman Hayati (CBD) beserta protokolnya. Fokus ditekankan pada operasional CBD dan tema kerja sama sains dan teknik, serta peningkatan kapasitas. Kemudian, para peserta diminta untuk membentuk kelompok sesuai negara asal untuk mengembangkan dan mempertahankan posisi negara masing-masing guna berlatih negosiasi multilateral.
Keterlibatan Proyek dalam Mengimplementasikan Sasaran Kerangka Kerja Keanekaragaman Hayati Global Kunming-Montréal
- Sasaran 20 : Mengembangkan peningkatan kapasitas dan mempromosikan inovasi dan kerja sama teknik dan saintifik, khususnya dalam rangka Kerja Sama Selatan-Selatan, Utara-Selatan, dan Segitiga.
- Sasaran 21 : Akses pada data terbaik, informasi dan pengetahuan yang tersedia bagi pembuat keputusan, praktisi dan publik.
- Sasaran 23 : Memastikan kesetaraan gender pada implementasi Kerangka Kerja dengan mendorong partisipasi dan kepemimpinan perempuan.
Pelatihan ini selaras dengan proyek Horizon Europe tentang Konvensi Keanekaragaman Hayati, CO-OP4CBD (2023-2026), yang bertujuan untuk mendukung kerja sama sama saintifik dan teknik, serta mempromosikan keahlian Eropa, khususnya melalui peningkatan kapasitas yang ditujukan bagi komunitas-komunitas ilmiah dan para negosiator melalui penyelenggaraan pelatihan-pelatihan khusus.