.

Pekan Frankofoni 2025 di Yogyakarta

Institut français Yogyakarta menyelenggarakan Pekan Frankofoni yang bekerja sama dengan Kedutaan dari negara-negara frankofon dan juga Kedutaan Besar Meksiko di Indonesia dengan berbagai lomba dan acara budaya tentang bahasa Prancis dari Senin sampai Sabtu, 17-22 Maret 2025

Dalam rangka Pekan Frankofoni 2025, grup tari asal Prancis “Cie De Fakto” akan mengadakan tur ke Indonesia dan mempersembahkan 4 kali pentas yang berjudul “C’est la vida !” yang memadukan tarian, mime, hip-hop dan lagu prancis dengan harmonis!

Senin, 17 Maret 2025 pukul 19.00, grup tari “Cie De Fakto” akan tampil di IFI Yogyakarta (Jl. Sagan No.3), gratis dan terbuka untuk umum dengan registrasi: https://bit.ly/CestLaVida

Dalam pertunjukan “C’est la vida !” sepasang kekasih bercerita kepada kita, masa-masa indah dalam hidup mereka dengan lembut dan ceria, diiringi lagu-lagu Prancis dari penyanyi seperti Charles Trenet, Charles Aznavour, Edith Piaf…

Kedua penari, David Walther dan Liesbeth Kiebooms, menginterpretasikan ulang dengan jenaka, stereotip-stereotip dari lagu-lagu lama yang menjadi warisan Prancis dan Spanyol.

Di luar penampilan lucunya, pertunjukan ini secara cerdas menyampaikan pesan cinta dan toleransi.

Pertunjukan ini terbuka untuk umum, mulai dari usia 6 tahun dan berdurasi 55 menit.

Divisi

Pengarah Artistik: Aurélien Kairo
Koreografi: Aurélien Kairo
Sutradara: Patrice Thibaud
Penampilan artistik: Karla Pollux
Kostum dan aksesoris: Corinne Lachkar
Penari: David Walther dan Liesbeth Kiebooms
Kreasi Pencahayaan: Éric Valentin
Komposisi Hip-hop Elektro: Stéphane Lavallée

Tentang grup tari “Cie De Fakto”

Didirikan di Lyon pada tahun 2002 atas inisiatif Aurélien Kairo, “Cie De Fakto” memiliki lebih dari 17 kreasi. Mereka semua berasal dari budaya hip hop dan seni pantomim dan gerak tubuh.

Sejak awal berdirinya, “Cie De Fakto” telah melakukan pentas khusus baik dengan kaum muda maupun tua melalui acara-acara seperti parade Biennale Lyon Dance.

Situs web “Cie De Fakto”: https://www.ciedefakto.com

Pekan Frankofoni di Yogyakarta diadakan bekerja sama dengan: Batik Enom, Chocolate Monggo, Danone-Aqua, Gramedia Pustaka Utama, Kafe Le Solé, Kedutaan Besar Prancis di Indonesia, Timor Leste dan ASEAN, Kedutaan Besar Belgia di Indonesia, Kedutaan Besar Meksiko di Indonesia, L’Occitane en Provence, L’Oréal Indonesia, Mediterranea Restaurant by Kamil, Penerbit Erlangga, TV5 Monde.

Mari bergabung bersama kami di Mediatek Institut français Yogyakarta pada acara Café littéraire fankofon hari Rabu, 19 Maret yang akan membahas novel  “Beyrouth-sur-Seine” karya penulis Lebanon, Sabyl Ghoussoub ; “Vol à vif” karya penulis Madagaskar, Johary Ravaloson ; dan “Pedro Páramo” karya penulis Meksiko, Juan Rulfo.

Diskusi mengenai ketiga novel ini akan dibawakan dalam bahasa Indonesia oleh Ari Bagus Panuntun dan Arifah Arum Candra, dosen jurusan Bahasa dan Sastra Prancis UGM serta Victor Hugo Hidalgo, pemusik dari Meksiko.

Gratis tanpa pendaftaran.


Beyrouth-sur-Seine (Sabyl Ghoussoub)
Beyrouth-sur-Seine adalah karya reflektif yang bertema keluarga, migrasi, dan dampak abadi asal-usul seseorang. Narasi ini membahas kisah orang tua narator yang pindah dari Lebanon ke Paris namun tidak dapat kembali karena pecahnya perang saudara di tanah air mereka. Buku ini menyajikan kisah pedih tentang bagaimana mereka menyesuaikan diri dengan kehidupan Paris yang asing, sementara saudara-saudara mereka di Lebanon dilanda cobaan perang. Saat konflik merasuki kehidupan mereka di Paris, ikatan keluarga dengan Lebanon bertransformasi, terutama melalui diskusi ekstensif di grup WhatsApp, mengubah tanah air menjadi titik pertemuan keluarga yang simbolis. Ditulis oleh Sabyl Ghoussoub dan dipuji karena gayanya yang tajam dan puitis dibumbui humor emosional, buku ini merupakan eksplorasi identitas dan ikatan kekeluargaan di tengah pengungsian.

Vol à vif (Johary Ravaloson)
Tradisi orang Baar di padang sabana Madagaskar menyatakan dengan tegas: seorang pemuda baru bisa meminang gadis idamannya bila berhasil membawakan sapi zebu curian dari kawanan lain untuk calon ayah mertuanya. Bagi masyarakat tradisional penggembala zebu, memang tak ada yang lebih berarti di dunia ini selain memiliki kawanan ternak dan membesarkannya. Maka, sekelompok pemuda berkomplot merencanakan pencurian zebu. Pengejaran oleh pasukan tentara membawa dampak yang tak terduga: pengkhianatan, tragedi yang menewaskan banyak anggota komplotan, dan menguak masa kecil salah seorang dari mereka, yang ternyata terhubung secara pelik dengan sejarah adat leluhur, ramalan-ramalan mistis tentang takdir, perubahan politik negeri menuju republik, korupsi negara baru, cinta terlarang, dan balas dendam. 

Pedro Paramo (Juan Rulfo)
Bercerita tentang seorang pria bernama Juan Preciado yang mencari ayahnya, Pedro Páramo, di kota Comala. Juan Preciado melakukan perjalanan ini untuk memenuhi janji terakhirnya kepada ibunya. 

Kamis, 20 Maret, di Auditorium IFI Yogyakarta, mari saksikan kekayaan dan keragaman sinema dari negara frankofon dalam pemutaran film yang dibagi dalam dua sesi.

Pukul 16.00, IFI akan memutarkan film dokumenter Meksiko berjudul “Tan Cerca de las nubes” karya sutradara Manuel Cañibe (film dokumenter, 2023, 95 mins, berbahasa Spanyol dengan subtitel Bahasa Inggris).

Sinopsis: 
Pada tahun 1971, pemain tim nasional sepak bola wanita muda Meksiko memenuhi Stadion Azteca di Meksiko dengan 115.000 penonton untuk bertanding di final kejuaraan dunia sepak bola wanita kedua. Dokumenter ini mengungkap kembali kisah mereka yang luar biasa namun terlupakan.


Pada pukul 19.00, IFI akan menayangkan film fiksi Belgia berjudul “Les enfants perdus” karya sutradara Michèle Jacob (drama komedi, 2024, 97 mins, berbahasa Prancis dengan subtitel Bahasa Inggris).

Sinopsis: 
Audrey dan ketiga saudaranya ditinggalkan di sebuah rumah tua tempat mereka seharusnya menghabiskan liburan musim panas bersama ayah mereka, sebelum dia tiba-tiba menghilang di malam hari.

Gratis tanpa pendaftaran.

Sabtu, 22 Maret, pukul 10.00 – 12.00 Institut français Yogyakarta mengadakan Bazar Buku tempat kamu bisa menemukan buku-buku dan majalah Prancis dengan harga yang terjangkau.

Sabtu, 22 Maret, pukul 10.00 – 12.00 Institut français Yogyakarta mengadakan Dongeng Kejutan untuk anak-anak di Mediatek.

Dongeng yang akan dibacakan berjudul “Les super-héros à la rescousse” (atau Pahlawan Super Sang Penyelamat) yang akan dibawakan oleh Kak Ria, Kak Romane pengajar bahasa Prancis di Institut français Yogyakarta dan Kak Lita dari Ayo Dongeng Indonesia.

Gratis dengan pendaftaran: https://bit.ly/dongengkejutanfrankofoni2025

Sabtu, 22 Maret, pukul 13.00, uji pengetahuanmu tentang budaya negara-negara frankofon dengan menjawab pertanyaan terkait “kuis frankofoni” di Auditorium Institut français Yogyakarta! 
 
Seluruh pertanyaan dalam bahasa Indonesia. 
 
Untuk ikut serta, Anda harus membawa smartphone.

Gratis tanpa pendaftaran.

Sabtu, 22 Maret, pukul 13.30, mari saksikan penampilan para mahasiswa dari Jurusan Prancis universitas UGM dan UNY, pada acara “lomba teater frankofon antar universitas”, di Auditorium Institut français Yogyakarta. 
 
Para mahasiswa akan memerankan naskah teater berjudul “Le bourgeois gentilhomme” karya Molière. 
 
Gratis tanpa pendaftaran

Sabtu 22 Maret, pukul 15.00, akan ada pertunjukan spesial yang dipersembahkan oleh murid IFI kelas anak dan remaja.  
 
Gratis dan tanpa pendaftaran 

Sabtu, 22 Maret, pukul 16.00, untuk kalian yang suka bernyanyi mari bergabung di Karaoke lagu Indonesia-Prancis dengan pilihan lagu-lagu hits Prancis dan Indonesia di Auditorium IFI Yogyakarta.

Pendaftaran klik tautan berikut: https://bit.ly/karaokefrankofoni2025

Sabtu, 22 Maret, pukul 16.00-20.00, para pengunjung bisa menikmati Pasar Frankofon yang mempertemukan para pengisi stand yang masing- masing memiliki kekhasan dari negara frankofon. 
 
Bebas masuk tanpa pendaftaran.

Pekan Frankofoni di Yogyakarta terselenggara berkat kerja sama dengan:

  • Batik Enom
  • Chocolate Monggo
  • Danone-Aqua
  • Decathlon Yogyakarta
  • Gramedia Pustaka Utama
  • Kafe Le Solé
  • Kedutaan Besar Belgia di Indonesia 
  • Kedutaan Besar Meksiko di Indonesia
  • L’Occitane en Provence
  • L’Oréal Indonesia
  • Mediterranea Restaurant by Kamil
  • Penerbit Erlangga
  • TV5 Monde

Bagikan:

WhatsApp
Facebook
Twitter