13 November 2020 | 19.00 WIB
Arsip-arsip dalam dunia perfilman dan audiovisual membentuk sebuah memori kolektif. Kita harus menjaga dan menyelamatkan gulungan-gulungan film itu. Kerja-kerja konservasi ini dilakukan oleh lembaga-lembaga khusus seperti sinematek.
Namun, sejak kebangkitan sinema digital, yang telah berlangsung selama 15 tahun belakangan ini, profesi sinematek dan para pemegang hak cipta mengalami guncangan besar. Sedikit sekali bioskop yang masih mau atau bisa memutar film-film 35 mm. Hal ini menjelaskan perlunya mendigitalkan film-film mereka, belum lagi kalau kita membicarakan ledakan platforms VOD yang merupakan cara baru untuk mempromosikan koleksi-koleksi tersebut. Para produser film kini harus pergi ke pusat-pusat data untuk mengonservasi film-film baru mereka, tetapi banyak sutradara independen yang tidak mampu membayar layanan tersebut.
Apa yang harus dikonservasi dan bagaimana caranya? Apa yang harus disimpan di sinematek? Membuat sebuah protokol konservasi digital di seluruh dunia dan menetapkan standar praktiknya untuk memfasilitasi konservasi jangka panjang dan penyebaran film adalah misi dan tugas utama dari sinematek-sinematek di seluruh dunia.
