23 November 2024 | 17.00 | IFI Thamrin

Dalam dunia perfilman, konsep “Male Gaze” dan “Female Gaze” mencerminkan cara pandang yang berbeda dalam menampilkan wanita di layar. Teori “Male Gaze” oleh Laura Mulvey menggambarkan bagaimana sinema tradisional seringkali menempatkan wanita sebagai objek visual yang memuaskan pandangan pria. Sebaliknya, “Female Gaze” hadir dengan pendekatan yang memotret wanita sebagai individu yang memiliki kedalaman emosional dan kompleksitas, mengundang empati dari penonton. 

Tahun ini, Festival Sinema Prancis menghadirkan program khusus yang menyoroti film-film Prancis dan Francophone tahun 2023-2024 karya sutradara perempuan. Program ini mencakup diskusi tentang pandangan perempuan dalam industri film, termasuk isu kurangnya representasi perempuan dalam kepemimpinan dan adanya standar ganda dalam penilaian profesional.

Ikuti diskusi “Pandangan Perempuan dalam Sinema” bersama duta Festival Sinema Prancis 2024, Hannah Al Rashid, dan tamu istimewa, dilanjutkan dengan pemutaran film Being Maria (2024) karya sutradara Jessica Palud.

26 November | 19.00 | IFI Thamrin

Dalam rangka memperingati seratus tahun kelahiran Claude Sautet, Festival Sinema Prancis 2024 memberikan penghormatan kepada ikon besar perfilman Prancis yang terkenal dengan kemampuannya mengeksplorasi hasrat manusia dan kompleksitas hubungan antar manusia. Kolaborasi Sautet dengan Romy Schneider, yang dipandangnya sebagai sosok, aktris yang bersinar sekaligus rapuh, menghasilkan penampilan yang berkesan.

Tahun ini Festival Sinema Prancis menghadirkan program Retrospektif untuk kembali ke masa lalu sejenak dan ini menemukan kembali karya-karya mereka yang tak lekang oleh waktu. Menghadirkan diskusi bersama Asmara Abigail dan Jakarta Cinema Club yang akan membahas karya-karya fantastis Claude Sautet khususnya kolaborasi dengan Romy Schneider, yang dilanjutkan dengan pemutaran film César and Rosalie (1972).

Pemutaran “Pour la France” & Diskusi
30 November | 19.00 | IFI Thamrin
5 Desember | 19.00 | IFI Yogyakarta

Indonesia-France Film Lab adalah inisiatif kolaboratif antara Institut français Indonésie, Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF), Asosiasi Produser Film Indonesia (APROFI), dan Kementerian Kebudayaan Indonesia. Program ini, yang berlangsung pada 1-4 Desember 2024 di Yogyakarta, bertujuan meningkatkan kualitas proyek film layar lebar talenta muda Indonesia untuk mencapai produksi bersama internasional.

Sebagai bagian dari acara, Institut français Indonésie di Yogyakarta akan menayangkan Pour la France (2022), karya terbaru Rachid Hami, yang mempertemukan sinema Prancis dan Taiwan. Rachid Hami memulai kariernya sebagai aktor dalam L’Esquive (2003) karya Abdellatif Kechiche yang memenangkan César untuk Film Terbaik. Ia kemudian beralih ke penyutradaraan dan merilis La Mélodie yang terpilih dalam Pemilihan Resmi Festival Film Venesia 2017.

Pada 2022, ia kembali dengan Pour la France, sebuah kisah pribadi tentang kematian tragis kakaknya akibat perpeloncoan di sekolah militer. Saksikan lah pemutaran Pour la France dan ikut serta dalam diskusi bersama Rachid Hami, dimana dirinya akan membahas kisah pribadi di balik film serta perjalanan kreatifnya.