*Acara akan diselenggarakan dalam bahasa Prancis dan disiarkan melalui ZOOM.
Registrasi: https://bit.ly/ASE2021_ID
Setiap tahun, Lembaga Penelitian tentang Asia Tenggara Kontemporer (IRASEC) yang berbasis di Bangkok, mengerahkan sekitar dua puluhan peneliti dan pakar untuk menguraikan peristiwa-peristiwa yang terjadi di Asia Tenggara.
Buku Asia Tenggara 2021 menawarkan analisis sintetis dan terperinci mengenai peristiwa politik, ekonomi, sosial, lingkungan, dan diplomatik yang terjadi pada tahun 2020 di sebelas negara di Asia Tenggara, dilengkapi dengan tajuk Fokus tentang dua tokoh tahun ini dan sebuah berita utama yang sedang hangat dibicarakan. Buku ini juga menawarkan empat tema yang membahas topik-topik yang hangat di tingkat regional.
Untuk merayakan perilisan buku tersebut, Institut Français Indonesia menyelenggarakan peluncuran buku virtual pada tanggal 15 Juli 2021. Peluncuran ini akan diselenggarakan dalam bentuk diskusi dengan beberapa penulis mengenai topik-topik pilihan yang tersaji dalam buku tersebut.
Tema-tema utama yang dibahas adalah sebagai berikut:
– Krisis kesehatan terkait pandemi: dampaknya terhadap sistem kesehatan, kebijakan vaksinasi dan diplomasi vaksin di Asia Tenggara.
– Transformasi sosial-ekonomi pascapandemi: pertumbuhan digital dan dampaknya terhadap praktik-praktik keagamaan.
– Posisi ASEAN dalam kasus Myanmar.
Seluruh tema tersebut akan dijabarkan oleh 5 penulis buku Asia Tenggara 2021:
Christine Cabasset, doktor di bidang geografi dan perencanaan, adalah seorang peneliti dan kepala editorial di IRASEC sejak tahun 2018 dan anggota Centre Asie du Sud-est (CASE).
Sarah Anaïs Andrieu adalah seorang doktor antropologi. Ia telah bekerja di Indonesia sejak tahun 2005 pada isu-isu yang berkaitan dengan kebijakan budaya dan warisan, khususnya dengan apa yang disebut praktik “tradisional”.
François-Xavier Bonnet adalah seorang ahli geografi dan peneliti asosiasi di IRASEC. Penelitian-penelitiannya berfokus pada geopolitik Filipina: gerilyawan muslim, proses perdamaian di Mindanao, dan sengketa maritim di Laut Cina Selatan.
David Delfolie adalah seorang ahli politik, dosen, dan Penanggung Jawab Program Inklusi di Universitas Ilmu Politik (Sciences Po) Lille. Peneliti anggota IDHES-Paris 1 dan IRASEC ini, ia memimpin Institut Pondok Prancis di Kuala Lumpur bersama Elsa Lafaye.
Éric Frécon adalah doktor ilmu politik yang tinggal di Singapura sejak 2017. Ia adalah peneliti di IRASEC dan di École navale tempat ia mengajar selama 6 tahun. Ia juga mengajar di Singapore University of Social Sciences dan di Universitas Brunei Darusssalam.
Stéphane Dovert, Direktur Institut Français Indonesia dan pendiri IRASEC, akan menjadi moderator diskusi.
Informasi lebih lanjut mengenai buku Asia Tenggara 2021 : https://www.irasec.com/ouvrage152
Acara ini GRATIS dan terbuka untuk umum. Namun, kuota terbatas bagi 500 orang peserta pertama yang bergabung melalui tautan zoom.
Tautan zoom akan dikirim setelah mendaftar pada tautan di atas.