Gratis
Tonton di: Situs IF Cinéma à la carte
Untuk merayakan Fête de la musique (Pesta Musik), Institut Français menghadirkan 7 film yang bisa ditonton pada 10 Juni – 10 Juli 2021. Film-film tersebut bisa ditonton secara streaming, gratis dan tanpa pendaftaran di halaman IF Cinéma à la Carte.
Chante ton bac d’abord, Sutradara: David André
Chante ton bac d’abord berkisah tentang gejolak sekelompok sahabat di Boulogne-sur-Mer, sebuah kota yang terdampak parah akibat krisis. Setahun penuh antara mimpi-mimpi dan delusi. Para remaja dari keluarga kelas pekerja dan menengah ini menulis sejumlah lagu yang melaluinya realitas tergubah menjadi puisi, tawa, dan emosi.
Sur les chemins de la rumba, Sutradara: David-Pierre Fila
Sur les chemins de la Rumba mengajak kita berkembara dalam kesederhanaan yang nyata melalui perjalanan di sisi lain dunia. Film ini membawa kita melintasi pantai-pantai Afrika, Basin Kongo, Kuba, Ekuador, dan Pantai Gading, dalam sebuah perjalanan yang tenggelam dalam nada-nada Rumba yang familiar, yang semuanya melebur dan berpadu dalam inti seni musik Afrika ini, dengan gaya dan ritme dari Basin Kongo, dari sumber yang memahat bentuk dan jiwanya. Ia melahirkan harmoni yang dihuni oleh keindahan laki-laki dan perempuan, panorama yang maujud dalam musik ini: perjalanan, percakapan, dan perdamaian.
Quand les mains murmurent, Sutradara: Thierry Augé, 2012
Sepuluh mahasiswa mengikuti sebuah kelas pengantar untuk menjadi konduktor orkestra di Conservatoire national supérieur de musique et de danse de Paris. Kelas mereka diampu oleh seorang guru yang sangat bersemangat dan hangat. Mulai dari gerakan-gerakan canggung pertama mereka hingga benar-benar berhadapan dengan orkestra simfoni…
French Waves, Sutradara: Julian Starke, 2017
Tiga puluh tahun musik elektro Prancis diceritakan oleh mereka yang mengkreasikannya: dari Jean-Michel Jarre, Jacque, Rone hingga Laurent Garnier… Melalui percakapan-percakapan bersama para musisi legenda dahulu dan sekarang, film ini berkisah tentang sejarah musik elektro Prancis yang dituturkan dari sudut pandang generasi muda. Julien Starke mencari akar techno dan house Amerika dari musik ini, membawa kita kembali ke era rave ilegal, dan menelusuri nasib yang tidak biasa dari French Touch, aliran musik yang memainkan peran penting dalam mencari pengakuan bagi musik elektronik di dunia. Namun, yang terpenting, film ini menyoroti gelombang baru musisi-musisi Prancis, pewaris sejarah modern yang mereka mainkan dengan cara mereka sendiri.
Violetta, Sutradara: Julie Deliquet (Adegan ke-3 dari pentas Opéra de Paris)
Di persilangan antara lorong-lorong koridor Opera Bastille dan Rumah Sakit Gustave-Roussy de Villejuif, dua perlintasan ambang penyakit maujud dalam tubuh sang aktris. Bermain pada kemiripan antara dua ruang dan waktu, batas kabur antara fiksi dan realitas, perjuangan dan gairah perasaan dua perempuan berkelindan, mempertontonkan hubungan antara yang tragis dan yang dipentaskan.
Les Divas du Taguerabt, Sutradara: Karim Moussaoui (Adegan ke-3 dari pentas Opéra de Paris)
Karim Moussaoui bertanya-tanya apa yang paling mendekati opera di negaranya, Aljazair. Bersama serombongan kru film, ia melakukan perjalanan ke padang pasir, mencari perempuan-perempuan yang dikabarkan bernyanyi Taguerabt (nyanyian Gourara) di gua-gua. Seiring perjalanan, keraguan mulai muncul: apakah tempat itu benar-benar ada?
Vers le silence, Sutradara: Jean-Stéphane Bron (Adegan ke-3 dari pentas Opéra de Paris)
Setelah film dokumenter L’Opéra tayang di bioskop pada April 2017, sang sutradara, Jean-Stéphane Bron, mengikuti Direktur Musik Opéra de Paris, Philippe Jordan, dan Orkestra Opéra de Paris ketika mereka sedang berlatih Symphonie No. 9 karya Gustav Mahler yang interpretasinya secara paradoks didasarkan pada… keheningan.