CAFÉ-PHILO: APA SIH PENTINGNYA JALAN-JALAN?
7 Oktober 2020 | 19.00 | Zoom
Gratis | Reservasi: +6221 2355 7954 (WhatsApp)
Tahun ini, banyak di antara kita yang tidak bisa berpergian jauh. Orang-orang Prancis yang bekerja di luar negeri dan dipulangkan, mereka beruntung bisa menikmati liburan di rumah mereka di Eropa. Tetapi, gara-gara karantina mereka jadi tidak bisa kemana-mana. Sedangkan saya, di rumah saya di desa, saya berkumpul dengan anak-anak dan teman-teman keluarga kami, sebab mereka sudah diwanti-wanti untuk tidak meninggalkan Prancis. Sementara untuk kawan-kawan di Indonesia, berbekal hasil rapid test COVID negatif, mereka masih bisa berpergian di antarkota. Tetapi, seperti halnya di mana pun di dunia, rencana berpergian ke luar negeri harus dibatalkan.
Lalu lintas perjalanan udara di seluruh dunia anjlok hingga 60%. Orang bilang penyebabnya adalah pandemi. Tetapi, bahkan sebelum pembatasan itu ada, kita sudah punya kecenderungan untuk berpuasa dari pergi-pergi jarak jauh atau bahkan mengharamkannya. Pertama-tama, untuk alasan yang urgen, seperti mengurangi emisi gas rumah kaca atau memperlambat perubahan iklim. Kedua, untuk alasan etis: menahan laju percepatan pariwisata massal; menurunkan antusiasme terhadap destinasi wisata yang dianggap eksotis sampai-sampai tempat lain dianggap tidak bisa memenuhi fantasi; melawan derasnya publikasi pariwisata di media sosial; dan masih banyak lagi.
Semua hal tersebut tanpa disadari mendorong kita untuk lebih memilih berjalan-jalan secara sederhana dengan bersepeda, menjelajahi pedesaan di sekitar, atau bahkan sekadar berkeliling kamar dan rebahan di sofa, seolah-olah menguji keyakinan kita, paling tidak sebesar “perjalanan akbar”. Apakah deraan tersebut sanggup memaksa kita untuk berpikir seperti Madame de Staël, bahwa “berpergian adalah salah satu kesenangan paling menyedihkan dalam hidup”?
Rabu, 7 Oktober, IFI mengundang Anda untuk berdiskusi tentang permasalahan yang sedang kita alami ini. Seperti apa sih konsep baru berpergian saat ini? Bagaimana kita memberi makna pada petualangan yang kita percaya dapat “membentuk masa muda dan karakter kita”? Apakah kita menemukan motifnya atau tidak, berapa pun jauhnya kita telah berpergian, perjalanan yang otentik tidak memerlukan justifikasi. Seperti yang dikatakan petualang terkenal Nicolas Bouvier dalam L’usage du Monde: “Kita percaya bahwa kita akan berpergian, padahal perjalanan itulah yang akan membentuk kita.”