Kedutaan Besar Perancis – French Institute of Indonesia (IFI) berkomitmen untuk memerangi kekerasan berbasis gender dalam rangka 16 Hari Aktivisme – mulai 25 November hingga 10 Desember 2024
Sebagai bagian dari 16 hari aktivisme melawan kekerasan berbasis gender, Kedutaan Besar Perancis – Institut Perancis di Indonesia (IFI) bergabung dalam kampanye global untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan kekerasan terhadap perempuan dan mempromosikan kesetaraan gender.
Dari tanggal 25 November hingga 10 Desember 2024 dan bekerja sama dengan Yayasan Pulih, Aliansi Laki Laki Baru, Feminis Jakarta dan Kumparan Woman, IFI mengangkat kembali pesan Diplomasi Feminis Prancis, sebuah strategi Perancis yang berupaya untuk memastikan bahwa tujuan kesetaraan antara perempuan dan laki-laki diintegrasikan ke dalam semua isu internasional: pengurangan kesenjangan dan pembangunan berkelanjutan, perdamaian dan keamanan, pembelaan dan pemajuan hak-hak dasar, isu-isu iklim dan ekonomi.
(Untuk informasi lebih lanjut: https://www.diplomatie.gouv.fr/fr/politique-etrangere-de-la-france/diplomatie-feministe/)
Seminar “Abuse is not love” di universitas-universitas dan acara di area IFI selama Car Free Day
Salah satu hal yang menarik dari kampanye ini adalah serangkaian seminar yang diselenggarakan di universitas mitra di seluruh negeri. Seminar-seminar yang dipimpin oleh para ahli dari asosiasi feminis lokal Yayasan Pulih dan Feminis Jakarta ini akan membahas tema yang sama: “Abuse is Not Love”.
“Melalui seminar “Abuse is not Love”, kami bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan menyediakan alat bagi kaum muda sehingga mereka dapat mengidentifikasi dan melepaskan diri dari hubungan yang tidak sehat. Kami bangga bermitra dengan Institut français d’Indonésie dan berkontribusi pada dialog penting mengenai kekerasan berbasis gender, sebagai bagian dari komitmen berkelanjutan kami untuk mendukung para penyintas dan memajukan keadilan sosial.” ujar Livia Iskandar, perwakilan Yayasan Pulih
Selain itu, IFI akan mengadakan acara mini festival pada tanggal 8 Desember 2024, mulai pukul 06.00 hingga 12.00 pada saat car free day, yang terbuka untuk semua orang dalam rangka meningkatkan kesadaran tentang kekerasan terhadap perempuan. Catat alamat IFI di Jl. MH. Thamrin No 20 Jakarta Pusat (link untuk mendaftar: https://bit.ly/minifestIFI-16HAKTP)
Tujuan dari acara yang menyenangkan dan interaktif ini adalah untuk menjangkau khalayak yang luas dan beragam, termasuk mereka yang belum memahami isu-isu terkait kekerasan gender. Di acara ini, Anda akan menemukan permainan interaktif, kegiatan edukasi untuk generasi muda dan keluarga, serta sesi informasi yang dipimpin oleh Yayasan Pulih, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan kekerasan fisik dan verbal terhadap perempuan. Setelah itu, acara diskusi ‘Ngobrol Bareng’ dengan pembicara dari Jakarta Feminist (Ally), Yayasan Pulih (Danika), dan Aliansi Laki Laki Baru (Nur Hasyim) akan fokus pada peran laki-laki dalam perjuangan melawan kekerasan terhadap perempuan dan kebebasan suara para korban. Diskusi ini akan dipandu oleh Fitria Sofyani, Kepala Kumparan Woman.
Di sela-sela acara ini, sebuah pameran seni akan diadakan di IFI untuk menonjolkan para peserta yang berkomitmen untuk menyuarakan perlawanan terhadap kekerasan terhadap perempuan, serta karya-karya inspiratif mengenai hal ini (tautan pendaftaran: bit.ly/pameran16haktp-ifi).
“Kekerasan laki-laki terhadap perempuan tidak hanya merendahkan martabat perempuan, tapi juga laki-laki. Inilah sebabnya mengapa laki-laki harus mendapatkan kembali kemanusiaannya dengan secara aktif terlibat dalam semua tindakan yang bertujuan untuk mengakhiri kekerasan laki-laki terhadap perempuan.” – Nur Hasyim – Aliansi Laki-laki Baru.
16 Hari Aktivisme Melawan Kekerasan Berbasis Gender merupakan kesempatan untuk mengingat bahwa perjuangan melawan kekerasan terhadap perempuan memerlukan tindakan kolektif dan global. Dengan menyelenggarakan acara-acara ini, IFI ingin mendorong, melalui komitmen para mitranya, kesadaran, memperkuat jaringan saling membantu dan mendorong perubahan mentalitas melalui pendidikan, solidaritas dan inklusi.
“Perjuangan untuk menghormati hak-hak perempuan dan anak perempuan merupakan masalah yang terus ada bagi Prancis, dimanapun di penjuru dunia. Kami sangat berterima kasih kepada mitra kami di Indonesia yang telah bergabung dengan kami di seluruh jaringan budaya Prancis di Indonesia untuk kampanye yang sangat istimewa ini. Dengan mengambil tindakan di universitas-universitas dan menyelenggarakan acara publik di Jakarta selama “hari bebas mobil”, Kedutaan Besar Prancis – Institut français d’Indonésie berupaya untuk meningkatkan kesadaran sebanyak mungkin orang tentang isu kekerasan terhadap perempuan.” kata Jules Irrmann, Penasihat Kebudayaan dan Kerjasama di Kedutaan Besar Perancis di Jakarta dan Direktur IFI.
“Kami berharap kerjasama kami dengan IFI dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan realitas isu kekerasan berbasis gender yang lebih dari sekedar isu sensitif, sebuah permasalahan yang kita hadapi sehari-hari bukan hanya sekedar isu perempuan saja sebuah isu yang menjadi perhatian kita semua” – Naila Rizqi Zakiah, Kepala Advokasi Feminis Jakarta.
Bertemu pada tanggal 8 Desember di depan IFI untuk hari refleksi, solidaritas dan kesadaran, dan pada tanggal 29 November serta tanggal 3, 5 dan 10 Desember di universitas mitra kami. Bersama-sama, mari kita wujudkan kesetaraan gender.
Gunakan hashtag:
#16Hari Aktivisme
#TidakAdaAlasan
#HentikanKekerasan