Sejuta topan badai !
Sabtu, 15 Agustus 2020 yang lalu, Komunitas Tintin Indonesia dan Institut Français d’Indonésie mengadakan diskusi santai secara daring yang dihadiri oleh 73 peserta dari seluruh Indonesia dengan Topik “Tintin Ditinjau Dari Perspektif Orang Prancis”.
Menurut Benoît Bavouset, Direktur IFI Surabaya, Tintin adalah sebuah karya yang dapat dibaca oleh semua generasi. Tintin yang diciptakan oleh Hergé (pseudonym dari George Rémi) dari Belgia mempunyai dampak yang sangat besar bagi dunia komik, baik secara teknis dan sastra bagi Prancis, Eropa, bahkan dunia. Bahkan, Hergé menciptakan wajah Tintin sesederhana mungkin agar mudah diingat oleh penggemarnya. Keorisinilan Tintin dan karakter-karakter pendamping utama lainnya seperti Milou, Capitaine Haddock, Professeur Tournesol, Bianca Castafiore, Dupond et Dupont, dan musuh terbesar Tintin yaitu Rastapopoulos, membawa karya ini tidak lekang oleh waktu. Dibawakan dalam bahasa Prancis (diterjemahkan oleh Wilfridus Pradnya, pustakawan IFI Yogyakarta) peserta seperti diajak berpetualang ke negeri Frankofon.
Kemudian narasumber kedua, Hikmat Darmawan, peneliti dan pemerhati literatur dan budaya terutama komik, menjelaskan sejarah dan budaya yang mempengaruhi proses pembuatan Tintin. Perang dunia, tujuan majalah Le Petit Vingtième, semangat pramuka (scout) dan bahasa Prancis adalah bagian dari hidup Hergé yang kemudian dituangkan dalam Tintin. Terlebih lagi, beliau membagikan pengalamanya ketika berkeliling dunia untuk penelitian dan kegemarannya dalam bidang sastra komik, seperti di Prancis, Belgia, Jerman, ataupun Jepang.
Selanjutnya, para narasumber dan peserta berdiskusi melalui tanya jawab dan saling bertukar pengetahuan tidak hanya mengenai Tintin, tapi juga tentang perkembangan komik dan buku saat ini.