Design Kolektif merupakan sebuah program yang diprakarsai oleh Institut Prancis Indonesia (IFI) bekerja sama dengan Cité du design – École supérieure d’Art et Design de Saint-Étienne (Esadse). Dengan dukungan pendanaan dari Institut Prancis di Paris, program ini bertujuan untuk menciptakan pertukaran bilateral antara Prancis dan Indonesia, terutama di bidang desain. Design Kolektif adalah program residensi silang yang memungkinkan desainer Prancis dan Indonesia untuk mengunjungi Indonesia dan Prancis untuk bertemu dengan para pelaku ekosistem desain yang berbeda.
Adanya program ini diharapkan dapat membangun dialog artistik yang berkelanjutan antara desainer Indonesia dan Prancis, menciptakan platform untuk kerja bersama, bereksperimen dengan metode pedagogis dan model ekonomi yang inovatif, dan mengusulkan bentuk-bentuk kreasi kolektif yang berfokus pada komunitas yang mereka bangun.
Tahap pertama berlangsung dari 20 November hingga 5 Desember 2022; empat desainer dari Esadse Saint-Etienne diundang ke Indonesia untuk melakukan residensi. Keempat desainer tersebut, yaitu Ernesto Oroza, peneliti dan kepala program pascasarjana di Esadse ; Bertrand Mathevet, teknisi dan kepala lokakarya logam; serta Lola Hen dan Alex Delbos-Gomez, mahasiswa pascasarjana di Esadse (CyDRe).
Dari tanggal 14 hingga 22 Maret 2023, residensi Design Kolektif memasuki tahap kedua. Di tahap ini, tiga desainer Indonesia melakukan residensi selama dua minggu di Saint-Etienne, Prancis. Ketiga desainer tersebut antara lain Mirwan Andan, Peneliti, Pendiri Riwanua, dan anggota dari Ruangrupa; Mubarak Aziz, anggota Riwanua dan fasilitator untuk Ekspedisi Jalur Rempah – Kemendikbud Ristek; dan Rifqi Fajri, perancang objek dan peneliti desain di Ruangrupa/Gudskul. Ketiga desainer berkolaborasi dengan peneliti dan mahasiswa Esadse (CyDRe), serta seniman Saint-Etienne. Di awal residensinya, pada 15 Maret 2023, Mirwan Andan yang didampingi oleh Rifqi Fajri dan Mubarak Aziz diundang untuk memberikan kuliah umum di Auditorium Esadse. Kuliah umum tersebut berfokus pada partisipasinya dalam Documenta Fifteen dan inisiatif baru yang ia kembangkan di Makassar dengan berkolaborasi bersama para seniman dan peneliti.
2022: Melihat kembali fase pertama residensi di Indonesia
Residensi ini berlangsung dari tanggal 20 November hingga 5 Desember 2022 terbagi dalam tiga tahap di tiga kota di Indonesia: tahap pertama di Jakarta, tahap kedua di Makassar, Sulawesi Selatan, dan tahap ketiga di kota Sukabumi, Jawa Barat.
Design Kolektif mempertemukan keempat desainer Prancis ini dengan para desainer dan seniman Indonesia yang memiliki gaya dan metode kerja yang beragam. Program ini meliputi pertemuan, lokakarya kreatif dan konferensi. Selama masa residensi mereka di Jakarta dan Makassar, keempat desainer ini melakukan riset untuk proyek kreatif mereka masing-masing. Implementasi dan produksi proyek ini berlangsung di Sukabumi selama RRREC Fest pada tanggal 2 hingga 4 Desember 2022, sebuah festival yang diselenggarakan oleh kolektif seniman Indonesia, ruangrupa.
TAHAP PERTAMA DI JAKARTA: BERTEMU DENGAN PARA SENIMAN DARI GUDSKUL
Gudskul adalah sebuah kolektif seniman, pusat pelatihan dan jaringan seni kontemporer di Jakarta Selatan. Kolektif ini memiliki komponen pelatihan yang diselenggarakan oleh tiga kolektif Indonesia: ruangrupa, Serrum, dan Grafis Huru Hara (GHH). Berlokasi di Jakarta Selatan, Gudskul merupakan tahap pertama residensi bagi keempat desainer dari Saint-Étienne. Didampingi oleh Rifqi Fajri dari ruangrupa, keempat desainer tersebut dapat menemukan berbagai aspek budaya Indonesia dan Jawa, sembari mempelajari bagaimana dunia desain bekerja di Jakarta.
TAHAP KEDUA DI MAKASSAR: BELAJAR DAN LOKAKARYA DI PUSAT SENI RIWANUA
Destinasi kedua di Indonesia, keempat desainer tersebut kemudian melakukan perjalanan ke Makassar, di selatan pulau Sulawesi. Didampingi oleh Mirwan Andan, anggota ruangrupa dan pendiri pusat seni Riwanua, mereka berkesempatan untuk mempelajari dan mengabadikan praktik-praktik artistik budaya Sulawesi. Memadukan studi antropologi, arsitektur, seni dan kuliner, pusat seni Riwanua menawarkan kepada para desainer Prancis ini untuk belajar selama beberapa hari, pertemuan dan lokakarya praktis.
TAHAP KETIGA DI SUKABUMI: PARTISIPASI DALAM RRREC Fest in the Valley 2022
RRREC Fest in the Valley 2022 adalah sebuah festival tahunan yang diselenggarakan oleh kolektif seniman Ruangrupa dan bertempat di Tanakita Camping Ground, Sukabumi. RRREC Fest edisi ke-6 ini berlangsung dari tanggal 2 hingga 4 Desember 2022 dengan konsep liburan akhir pekan/music-camp. Festival musik yang dikemas kecil namun akrab ini menyuguhkan berbagai program yang eklektik, bukan hanya bagi penikmat musik dan musisi, namun juga bagi festival goers, aktivis, penyelenggara festival, penduduk setempat, seniman dari lintas bidang, bahkan masyarakat lintas disiplin, lintas negara, dan lintas generasi. Festival ini bertujuan untuk menjadi wadah bagi semua yang terlibat untuk networking dan mencari inspirasi, karena dipercaya bahwa ide-ide segar, berani, dan cerdas sering kali lahir dari pertemuan yang santai, spontan, dan alami. Diselenggarakan dalam suasana di alam terbuka, kegiatan ini didedikasikan untuk menghargai pikiran dan semangat yang telah menciptakan ide-ide dan imajinasi baru, serta inklusivitas seniman dan penonton.
KOLEKTIF RUANGRUPA ADALAH MITRA DALAM RESIDENSI DESIGN KOLEKTIF
Dipilihnya Ruangrupa sebagai mitra Design Kolektif berawal saat Dewan Penasihat Documenta 15 memilih kolektif seni kontemporer Indonesia, ruangrupa, sebagai direktur artistik edisi ke-15 di Kassel, Jerman. documenta merupakan salah satu perhelatan seni rupa kontemporer terpenting di dunia, yang mempertemukan seniman-seniman terkemuka di masa kini dalam serangkaian pameran dan acara selama beberapa bulan.
Ruangrupa, sebagai kolektif seniman yang didirikan dua dekade lalu, memiliki jaringan yang luas di dunia dan di Indonesia, yang secara aktif digerakkan untuk menyelenggarakan pameran, festival, laboratorium seni, lokakarya penelitian, serta penerbitan buku, majalah, dan koran.
Bekerja sama dengan ruangrupa dan jaringannya di seluruh Indonesia, program Design Kolektif memusatkan perhatian pada beberapa karakteristik seni rupa Indonesia, yaitu: rasa kolektif, solidaritas, kekhususan budaya daerah, dan interdisipliner, untuk memungkinkan para seniman yang terpilih untuk residensi ini untuk memperluas jaringan dan memperkaya praktik artistik mereka.
PROYEK AKHIR DARI EMPAT DESAINER PRANCIS DALAM PROGRAM DESIGN KOLEKTIF: MAISON BALE
Maison Bale merupakan proyek yang digagas oleh empat desainer Prancis yang melakukan residensi dalam program Design Kolektif. Maison Bale memadukan bambu, kayu, dan baja sebagai konstruksinya. Maison Bale yang terletak di area lembah RRREC Fest antara panggung Kipas dan Warung Makan, menjadi tempat nongkrong dan istirahat bagi pengunjung festival. Keempat desainer mengerjakan Maison Bale selama tiga hari, sejak 29 November hingga 2 Desember untuk finalisasi atap. Pengerjaan tersebut turut dibantu oleh Rifqi dari Gudskul dan beberapa warga setempat, juga menggunakan teknik pemotongan dan perakitan bambu lokal. Disebutkan bahwa keempat desainer Prancis ini begitu terkesan dengan cara warga lokal membelah bambu-bambu yang akan digunakan untuk bale bale.
Struktur Maison Bale berbentuk seperti tempurung yang terdapat bale bale yang terbuat dari bambu dan meja yang berfungsi untuk meletakkan barang, serta dilengkapi dengan lampu dan stop kontak listrik sehingga pengunjung festival tidak hanya dapat menggunakannya di kala terang, namun juga dapat bersantai di kala gelap, malam hari.
Bale bale dapat ditemui di hampir setiap tempat di Indonesia. Fungsinya sebagai tempat bersantai dan istirahat. Begitu pula fungsi dari Maison Bale RRREC Fest 2022 lalu.
Di padatnya program yang disuguhkan oleh RRREC Fest, keempat desainer Prancis masih berkesempatan untuk mengeksplor sekitar venue dan berkunjung ke blacksmith, atau sebuah tempat usaha yang bergerak dalam bidang pembuatan pisau seni yang dibuat menggunakan teknik tempa tradisional. Blacksmith yang dikunjungi adalah Hakape (Hasil Karya Pengrajin): Metal & Wood Craft yang dikelola oleh Abdul Aziz dan berlokasi di desa Cibatu, Sukabumi. Di Hakape ini, keempat desainer berkesempatan untuk melihat langsung proses pembuatan berbagai macam bentuk dan jenis pisau, golok, hingga samurai.