14 Juli 2020 | 19.00
Gratis | Reservasi: +6221 2355 7954 (WhatsApp)
Beberapa pesta bersifat umum dan resmi, seperti pesta hari besar Prancis tanggal 14 Juli. Beberapa lainnya bersifat pribadi, misalnya pesta ulang tahun. Ada juga pesta-pesta yang sangat tua (Pesta Api Saint-Jean atau Karnaval Venise) dan yang baru (Pesta Musik). Namun, semua pesta punya kesamaan, yaitu mengumpulkan sekelompok orang dan memiliki dimensi sosial, karena kita tidak berpesta sendirian. Pesta adalah juga momen kebahagiaan untuk merayakan sesuatu atau seseorang. Secara umum, kita tidak berpesta di saat pemakaman. Pesta menciptakan jeda, membuat kita menjarak dengan keseharian yang linier dan monoton. Pesta membangkitkan keinginan-kenginan terpendam, mengafirmasi kekuatan komunal dan membaurkan orang-orang yang terlibat di dalamnya dalam sebuah tubuh yang bergairah, menari, bersemangat. Tak ada seorang pun yang bisa menyangkal penghiburan sebuah pesta walaupun beberapa orang khawatir dan lebih memilih untuk membatasi kegunaan dan ruang lingkupnya. Beberapa sosiolog menyebutnya “exutoir” atau pelepasan. Dalam kamus, “exutoir” didefinisikan sebagai sesuatu yang “berfungsi untuk membebaskan diri dari apa-apa yang mengganggu dan memalukan” (Larousse). Tapi, apa sebenarnya yang ingin masyarakat rayakan dari sebuah pesta? Apa pula yang ingin mereka bebaskan dan lepaskan dari diri mereka selama berpesta? Kita akan menemukan jawan dari pertanyaan-pertanyaan itu dalam diskusi daring tanggal 14 Juli pukul 19.00 bersama Bapak Olivier Chambard, Duta Besar Prancis untuk Indonesia, yang akan mengenang Hari Nasional Republik Prancis dari sebuah peristiwa bersejarah penyerbuan penjara Bastille tahun 1789.