13 Mei 2020 | 19.00 | Zoom
Gratis | Reservasi: 0896 6745 8550
Kita pura-pura saja bahwa epidemi ini ada sisi baiknya. Kita katakan itu terus-menerus, sekenanya, karena kita tidak berani mendalaminya. Idenya tidak masuk akal. Kita hampir pasti tidak bisa melihat sisi baik dari kesusahan ini. Coba saja katakan itu ke orang-orang yang terkena penyakit ini.
Sementara itu, menurut penulis Chad, Moustapha Dahleb, virus ini berhasil merampas kekuasaan yang tidak satu pun partai politik, lobi politik, bahkan negara mampu mendapatkannya. “Yang para penguasa tidak mampu lakukan di Syria, di Libya, di Yaman, bisa dilakukan oleh makhluk kecil ini (gencatan bersenjata); yang perusahaan-perusahaan dan sindikat-sindikat pekerja tidak mampu capai, bisa dicapai oleh makhluk kecil ini (potongan pajak, penurunan harga komoditas, pengorganisasian kembali pekerjaan, perlindungan sosial,dsb.).”
Memang benar bahwa harga bahan bakar telah turun, begitu pun kadar polusi. Memang benar orang-orang jadi memikirkan kembali tentang waktu, pekerjaan dan prioritas mereka: plesiran, beli ini-itu, memperkaya diri.
Hanya butuh waktu beberapa hari saja agar internet gratis menjadi kenyataan. Hanya butuh beberapa minggu saja agar kita insaf dan menangani setiap permasalahan dalam skop pandemi ini, yaitu dalam skala global.
Akhirnya, kita menyadari bahwa pemerintah-pemerintah kita (konsep negara bangsa) serta nilai-nilai yang kita usung hari ini, tidak relevan untuk menangani krisis-krisis masa depan. Kita menyadari sebagaimana yang dikatakan oleh Pascal, bahwa kita, orang tua dan anak-anak, berkuasa ataupun tertindas, kaya ataupun miskin “berada dalam satu bahtera yang sama”.
Untuk itu, perlulah kita untuk membahasnya bersama-sama. Semakin banyak orang yang ikut, semakin tajam pandangan kita.