Tanggal 14 Februari lalu, komite gabungan Prancis-Indonesia telah memilih sembilan proyek baru pada program Partenariat Hubert Curien (PHC) Nusantara edisi 2023. Berdasarkan tematik, tema biologi, kedokteran dan kesehatan menjadi bidang yang paling mendominasi proposal yang didanai (sepertiga dari proposal berasal dari bidang tersebut).
PHC Nusantara utamanya mendanai mobilitas peneliti yang memungkinkan mereka melakukan perjalanan untuk melakukan eksperimen bersama atau memperoleh pengalaman di laboratorium mitra. Pihak Indonesia berkomitmen membiayai mobilitas dan penelitian para peneliti Indonesia melalui program BOPTN dan SAME Prancis. Sedangkan, pihak Prancis berkomitmen untuk menanggung seluruh biaya terkait mobilitas peneliti Prancis untuk periode 2023-2024 (selama dua tahun).
Rapat bilateral ini dihadiri oleh Kementerian Eropa dan Luar Negeri Prancis (MEAE), Kementerian Pendidikan Tinggi dan Riset (MESR), Kedutaan Besar Prancis dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia (Kemdikbudristek).
Rapat dibuka oleh Direktur Riset, Teknologi, Pengabdian Kepada Masyarakat Kemdikbudristek. Dalam kata sambutannya, Bapak Faiz Syuaib menggarisbawahi bahwa program PHC Nusantara telah berkontribusi pada peningkatan jumlah publikasi ilmiah pada jurnal internasional dan transfer pengetahuan antar peneliti di kedua negara.
Lebih lanjut, menurut Bapak Mohammad Sofwan Effendi, Direktur Sumber Daya Pendidikan Tinggi Kemdikbudristek, riset dan mobilitas peneliti merupakan aspek penting dalam program pengembangan kompetensi dosen peneliti. Beliau menekankan bahwa program ini termasuk dalam daftar prioritas kementerian.
Di samping itu, Bapak Stéphane Dovert, Konselor Kerja Sama Kedutaan Besar Prancis di Indonesia, menggarisbawahi pentingnya kolaborasi dalam bidang penelitian untuk meningkatkan peringkat universitas, terutama melalui publikasi ilmiah. Beliau menyebutkan bahwa PHC Nusantara bertujuan untuk mendukung pengembangan program joint PhD antara universitas di Indonesia dan di Prancis.
Pada kesempatan ini, Ibu Audrène Eloit, Perwakilan MEAE, menyatakan bahwa sebuah kehormatan dapat berpartisipasi dalam rapat komite gabungan program PHC Nusantara. Beliau menyampaikan bahwa program tersebut merupakan instrumen penting untuk Prancis dalam menjaga hubungan kerja sama dengan Indonesia, selaku aktor penting di kawasan Indo-Pasifik.
Selain itu, Koordinator Departemen strategi, ahli dan manajemen program kerja sama internasional, MESR, Bapak Christophe Delacourt berkesempatan untuk mempresentasikan impact analysis dari program Partenariat Hubert Curien (PHC) secara keseluruhan dan studi statistik untuk PHC Nusantara dari periode 2009-2020. Studi tersebut menunjukan bahwa 90% proyek penelitian yang diinisiasi oleh PHC Nusantara terus berkelanjutan setelah dua tahun, sehingga sebanyak 52% peneliti mendapatkan akses pendanaan baru.
Daftar penerima pendanaan BOPTN SAME PHC Nusantara 2023
Bagi peneliti Prancis, dokumen “Rapport final” dapat diisi pada akhir proyek sesuai format yang tersedia
- Unduh di sini